Setelahsebelumnya kita memberikan kumpulan puisi tentang ayah kali ini kita akan persembahkan kumpulan puisi untuk Ibu. Sebuah nasihat yang menginginkan kebaikan pada diri anaknya. Pin On Chairil Anwar Blog ini memuatkan himpunan puisi klasik dan moden yang segar sepanjang zaman nukilan penyair terkenal seperti Khalil Gibran Umar Khayyam Chairil Anwar serta puisi moden sasterawan DeretanPuisi Chairil Anwar Tentang Kemerdekaan yang Cocok Untuk Lomba Peringat HUT ke-77 RI. TRIBUNPALU.COM - Hari Kemerdekaan Indonesia atau HUT ke-77 RI akan diperingati pada 17 Agustus 2022.. Berbagai jenis perayaan dilakukan masyarakat untuk memeriahkan HUT ke-77 RI tahun ini. Beranda/ Puisi Cinta Dalam Diam Islami / Kata Bijak Untuk Cinta Dalam Diam Qwerty : 11.09.2021 · berisi kumpulan puisi cinta romantis, sedih, menyentuh hati, puisi cinta islami, puisi jatuh cinta, puisi perpisahan, putus cinta, galau, bikin baper, belum bisa move on kahlil gibran, chairil anwar, puisi pendek, puisi singkat. PuisiChairil Anwar. Puisi Chairil Anwar adalah sebuah puisi yang dicari para fans dari beliau. Puisi beliau sangat indah, memiliki makna yang mendalam juga tentunya. Kalau bagi yang belum tahu siapa itu Chairil Anwar, mungkin kami akan memberikan sedikit cerita mengenai beliau yang super keren. Chairil Anwar merupakan penyair berdarah KataKata Bijak Chairil Anwar yang Inspiratif. 11. Sesudah masa mendurhaka pada Kata kita lupa bahwa Kata adalah yang menjalar mengurat, hidup dari masa ke masa, terisi padu dengan penghargaan, Mimpi, Pengharapan, Cinta dan Dendam manusia. 12. Tuhanku, dalam termangu. Aku masih menyebut nama-Mu. Karya Chairil Anwar Ini barisan tak bergenderang-berpalu Kepercayaan tanda menyerbu. Sekali berarti Sudah itu mati. MAJU Bagimu Negeri Menyediakan api. Punah di atas menghamba Binasa di atas ditindas Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai Jika hidup harus merasai Maju Serbu Serang Terjang Februari 1943 GadObPW. - Chairil Anwar merupakan sosok penting dalam perkembangan dunia sastra di Indonesia. Pada Era 45, Chairil Anwar muncul menawarkan gaya sastra baru yang lebih bebas dan melampaui zaman pada masa itu. sejak saat itu warna sastra Indonesia mulai berubah. Bagi chairil anwar, puisi adalah ekspresinya dalam kemerdekaan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini lima puisi Chairil Anwar tentang perjuangan dan nasionalisme Bagimu negeriMenyediakan apiPunah di atas menghambaBinasa di atas ditindasSesungguhnya jalan ajal baru tercapaiJika hidup harus merasaiMajuSerbuSerangTerjang 2. Diponegoro Di masa pembangunan iniTuan hidup kembaliDan bara kagum menjadi apiDi depan sekali tuan menantiTak gentar. Lawan banyaknya seratus kaliPedang di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa mati Baca Juga 5 Puisi Hari Pahlawan 2021 dengan Tema Perjuangan, Salah Satunya Berjudul Teruntuk Pahlawan Negeriku Bekasi Kami yang kini terbaring antara Krawang-BekasiTidak bisa teriak Merdeka’ dan angkat senjata lagiTapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kamiTerbayang kami maju dan mendegap hati?Kami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi kenanglah sudah coba apa yang kami bisatapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan ati 4-5 ribu nyawaKami cuma tulang-tulang berserakanTapi adalah kepunyaanmuKaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakanAtau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan, kemenangan dan harapan,atau tidak untuk apa-apaKami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkataKaulah sekarang yang bicara padamu dalam hening di malam sepiJika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKenang, kenanglah kamiTeruskan, teruskan jiwa kamiMenjaga Bung KarnoMenjaga Bung HattaMenjaga Bung SjahrirKami sekarang mayatBerikan kami artiBerjagalah terus di garis batas pernyataan dan impianKenang, kenang lah kamiyang tinggal tulang-tulang diliputi debuBeribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi Baca Juga 4 Puisi Pendek Tentang Pahlawan untuk Hari Pahlawan Nasional 2021, Bisa Jadi Caption atau Status Media Sosial 4. Aku Kalau sampai waktukuAku mau tak seorang kan merayuTidak juga kauTak perlu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak peduliAku mau hidup seribu tahun lagi - Siapa yang tak kenal penyair Indonesia, Chairil Anwar? Karyanya yang selalu dikenang dan kerap dijadikan sebuah pedoman dari generasi ke generasi. Bahkan banyak anak muda menggunakan karya puisinya untuk mengekspresikan perasaan yang sedang dialami. Puisi-puisi ciptaan Chairil Anwar cukup beragam, mulai dari kisah percintaan, situasi negara, refleksi diri sendiri, hingga kecintaan terhadap keluarga. Baca juga Puisi Aku Berkaca karya Chairil Anwar Salah satu karya puisi Chairil Anwar mengenai keluarga berjudul Ibu. Berikut puisi dan maknanya Ibu Pernah aku ditegurKatanya untuk kebaikanPernah aku dimarahKatanya membaiki kelemahanPernah aku diminta membantuKatanya supaya aku pandai Ibu... Pernah aku merajukKatanya aku manjaPernah aku melawanKatanya aku degilPernah aku menangisKatanya aku lemah Ibu...Setiap kali aku tersilapDia hukum aku dengan nasihatSetiap kali aku kecewaDia bangun di malam sepi lalu bermunajatSetiap kali aku dalam kesakitanDia ubati dengan penawar dan semangatDan Bila aku mencapai kejayaanDia kata bersyukurlah pada Tuhan Namun... Tidak pernah aku lihat air mata dukamuMengalir di pipimuBegitu kuatnya dirimu.. Ibu... Aku sayang padamu...Tuhanku...Aku bermohon padaMuSejahterakanlah diaSelamanya... Baca juga Puisi Rakyat Jenis, Struktur dan Unsur kebahasaan Makna puisi Ibu Chairil Anwar menceritakan bagaimana perlakuan sang ibu kepadanya melalui puisi tersebut. Setiap ibu memiliki cara tersendiri untuk membimbing dan mendidik anaknya. Kesabaran dan ketelatenan seorang ibu sangat digambarkan dalam puisi tersebut. Meski perlakuan masing-masing ibu berbeda, namun tujuannya tetap sama, yakni memberikan kasih sayang kepada anaknya. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Ayah sering kali menjadi sosok pelindung dalam keluarga. Meski terkadang ayah sibuk dengan pekerjaan, tapi ia sebenarnya sosok yang peduli dengan istri dan anak-anaknya. Ia berusaha menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab, baik secara finansial maupun di momen Hari Ayah Nasional, kamu bisa mengungkapkan perasaan dan pikiran tentang sosok ayah selama ini. Salah satu caranya dengan menuliskan puisi Hari puisi, kamu bisa menyampaikan perasaan dengan cara yang indah. Dengan kata-kata puitis, kamu juga dapat menyentuh hati masalah bila kamu bukan sastrawan. Pada dasarnya, setiap orang bisa menulis puisi. Jika kesulitan menulis puisi, kamu bisa membaca puisi tentang ayah karya orang lain dulu sebagai inspirasi. Berikut beberapa contoh puisi tentang ayah yang dirangkum Ada puisi karya sastrawan terkenal, seperti Chairil Anwar. 1. Puisi Hari Ayah karya Pramoedya Ananta ToerFreepik/Prostooleh"Tidak, Bapak, aku tak akan kembali ke kampung. Aku mau pergi yang jauh”Sebenarnya, aku ingin ke teduh matamu. Berenang di kolam yang kau beri nama ingin kembaliPulang menghitung buah mangga yang ranum di halaman. Memetik tomat di belakang rumah jalanan yang jauh, cita-cita yang panjang tak mengizinkanku. Mereka selalu mengetuk daun pintu saat aku tertidur. Menggaruk-garuk bantal saat aku ingin kembali ke rumah, nasib kuda sembrani datang, menculikku dari alam mimpi. Membawaku terbang melintasi waktu dan dimensi menyebut pulang, tapi ia selalu menolaknya. Aku menyebut rumah, tapi ia bilang tak pernah ada rumah. Aku sebut kampung halaman, ia bilang kampung halaman tak pernah adaMaka aku aku hutan-hutan jati. Melihat rumput-rumput yang terbakar di bawahnya. Menyaksikan sepur-sepur yang batuk membelah tanah JawaArwah-arwah pekerja bergentayangan menuju ibu kota. Mencipta banjir dari genangan air mataArwah-arwah buruh menggiring hujan air mata, mata mereka menyeret yang tua telah lelah menggigil, sudah lupa bagaimana bermimpi dan bangun pagi. Hujan ingin bercerai dengan banjir. Tapi kota yang pikun membuatnya bagai cinta sejati dua anak tak bisa pulang lagi, Ayah, kuda ini telah menambatkan hatiku di pelananya. Orang-orang datang ke pasar malam, satu persatu, seperti katamu Berjudi dengan nasib, menunggu peruntungan menjadi kaya seperti rambu lalu lintas yang setia, sedih dan derita selalu berpelukan dengan tak bisa pulang lagi, Ayah, kuda ini telah menambatkan hatiku di pelananya. Orang bilang, apa yang ada di depan manusia hanya jarak. Dan batasnya adalah ufuk. Begitu jarak ditempuh sang ufuk menjauh. Yang tertinggal jarak itu juga-abadi. Di depan sana ufuk yang itu juga-abadi. Tak ada romantika cukup kuat untuk dapat menaklukan dan menggenggamnya dengan tangan-jarak dan ufuk abadi Puisi Hari Ayah karya Joko PinurboFreepik/PV ProductionsPerjamuan PetangDua puluh tahun yang lalu ia dilepas ayahnya di gerbang depan rumahnya. “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Jangan pulang sebelum benar-benar jadi orang.” Dua puluh tahun yang lalu ia tak punya celana yang cukup pantas untuk dipakai ke kota. Terpaksa ia pakai celana ayahnya. Memang agak kedodoran, tapi cukup keren juga. “Selamat jalan. Hati-hati, jangan sampai celanaku hilang.”Senja makin menumpuk di atas meja. Senja yang merah tua. Ibunya sering menangis memikirkan nasibnya. Ayahnya suka menggerutu, “Kembalikan dong celanaku!” Haha, si bangsat akhirnya di akhir petang bersama buku-buku yang ditulisnya di perantauan. Ibunya segera membimbingnya ke meja perjamuan. “Kenalkan, ini jagoanku.” Ia tersipu-sipu. Saudara-saudaranya mencoba menahan tangis melihat kepalanya berambutkan gerimis. Ibunya segera membimbingnya ke meja perjamuan. “Kenalkan, ini jagoanku.” Ia tersipu-sipu. Saudara-saudaranya mencoba menahan tangis melihat kepalanya berambutkan gerimis. “Hai, ubanmu subur berkat puisi?” Ia tertawa geli. Di atas meja perjamuan jenazah ayahnya telentang tenang berselimutkan mambang. Daun-daun kalender beterbangan. “Ayah berpesan apa?” Ia terbata-bata. “Ayahmu cuma sempat bilang, kalau mati ia ingin mengenakan celana kesayangannya celana yang dulu kaupakai itu.” Diciumnya jidat ayahnya sepenuh kenangan. Tubuh yang tak butuh lagi celana adalah sakramen. Celana yang tak kembali adalah testamen. “Yah, maafkan aku. Celanamu terselip di tetumpukan kata-kataku.”Editors' Picks3. Puisi Hari Ayah karya Chairil AnwarFreepik/FreepikSebuah KamarSebuah jendela menyerahkan kamar ini pada dunia. Bulan yang menyinar ke dalam mau lebih banyak tahu. "Sudah lima anak bernyawa di sini, Aku salah satu!"Ibuku tertidur dalam tersedu Keramaian penjara sepi selalu, Bapakku sendiri terbaring jemu Matanya menatap orang tersalib di batu!4. Puisi Hari Ayah karya Norman Adi SatriaFreepik/FreepikAku Anak AyahkuAku pernah mengira kau cengeng, Ayah. Begitu tersedunya kau mengucurkan air mata ketika ayahmu meninggalkan kita. Bocah ingusan memang belum tanggap soal kehilangan karena terbiasa melihat robot yang tak dapat lagi berjalan namun masih bisa diajak main juga pernah mengira kau keji, Ayah. Begitu membabi butanya kau menghajarku hingga babak belur dan darah dari hidungku mengucur hanya karena aku meminta dua ratus perak untuk membeli sebungkus batagor; itupun masih kau tambahi dengan golok tajam yang kau lekatkan di leherku; bila Ibu tak buru-buru sudah melayanglah saat itu aku membencimu, Ayah! Kita tak saling cakap selama enam tahun. Sedikitpun aku tak pernah lagi menyapamu kau tak pernah lagi menanyai bagaimana sekolahku. Kita dua lelaki yang seolah bisu, benar-benar bisu karena yang tunawicara saja masih berbicara melalui gerak-gerik tubuhnya, sedangkan kita membiarkan aku melakukan apa saja semauku termasuk membawa gadis dan menenggak minuman di kamarku. Padahal ketika itu aku hanya ingin kau tegur Aku rindu kau marahi. Tapi mengapa kau biarkan aku mabuk kau biarkan aku rusak Jadi bocah nakal, calon bajingan?5. Puisi Hari Ayah karya Riska Cania DewiFreepik/FreepikTitip Rindu untuk AyahHening malam Serpihan-serpihan harapan datang Merindu kau kembali bersama Setitik harapan ingin kau kembali datang Berkumpul bersama kami semuaAir mata menyesakkan dada Harapan tersapu badai kekecewaan Apa daya mengharapkan mu datang Kau tak akan kembali sebab kau telah bersama TuhanKu panggil merpati menyampaikan salam rindu dari anakmu untuk ayah Puisi Hari Ayah karya Anik SusantiFreepik/FabrikasimfKekar yang PengalahAda sebuah hari di mana matahari libur Kami buta dan gelap ditinggal sebentar Saat kau Bapak, memutuskan bekerja jauh di luar Anakmu serupa kapas yang kesiurRumah ini tak menemukan suluh cahaya Dan jiwa ibuku berwarna layu Engkau yang kekar tapi pengalah, mana tega Setidaknya, pulang segera sambangi kalbuSesekali berbisik, bahwa warisan hanya kitab-kitab tanggung jawab Bukan ruah harta seperti tetangga Bapak kami benar dalam sekejapFigur kehidupan senantiasa mengalir Darah itu bertabiat ilmu perilaku Catatan sifatmu tempat menimba pikir Seumpama air, hulu adalah dari bimbingan ayahkuGunungkidul, 3 Maret 20177. Puisi Hari Ayah karya Rintanalinie Girinata PrimaniqueFreepik/TirachardzCatatan Dinding JiwaMencari sejati pada waktu tak terganti Tidak temukan cela tentangmu Seperti tidak temukan mawar hitam tanpa duri di sudut taman Hanya remang bayang di jalan berdebuTertulis di lembar catatan Engkau langit luas tak berbatas Mengurai ribuan makna di ladang aksara Engkau perkenalkan duniaMembawa kehidupan juga mengajari jalan hidup Memberi tanggungjawab juga makna lapar Mengajari dapatkan pengalaman yang berujung pada realita Engkau bertahta di hati dan netraSenja tergagap daun menguning dekati musim gugur Aku melihat cinta di tiap helai yang kautulis Cahayamu tuntun langkah untuk senantiasa bersyukur Kasihmu kurasa di saat engkau telah tiada Di setiap lantunan doaku terselip namamuKuningan, 01 Maret 2017Itulah 7 contoh puisi Hari Ayah yang bisa jadi inspirasi. Jadikan puisi-puisi tersebut sebagai pemantik ide. Setelah itu, tulis puisi kamu sendiri untuk sang ayah. Tulis dengan ketulusan agar ayah bisa merasakan cinta yang kamu Juga42 Kata-Kata untuk Hari Ayah Nasional yang Unik dan Membekas di HatiAlasan Hari Ayah Dirayakan pada Tanggal Berbeda di Tiap Negara7 Kata-Kata untuk Hari Ayah dari Quotes Film Puisi Tentang Ayah Dan Ibu Karya Chairil Anwar. Beberapa kumpulan puisi karya chairil anwar yang berhasil diterbitkan, yaitu deru campur debu 1949, aku ini binatang jalang Kini… kau berdaya lagi melakukan Puisi Chairil Anwar Penuh Inspirasi dan Menyentuh from yang gak kenal dengan seniman karya tulis chairil anwar banyak sekali puisi yang di hasilkan oleh coretan tangan dirinya adapun puisi ibu contohnya yang sangat popular sekali di daratan indonesia. Puisi untuk ibu mengatakan apa yang selalu ingin kamu katakan padanya. Beliau mengarang begitu banyak puisi indah nan Mustofa Bisri Dan Lebih Sering Dikenal Dengan Nama Gus Mus Adalah Seorang Rais Syuriah berbagai puisi tentang ibu. Berbagai macam puisi yakni puisi romantis, puisi cinta, puisi kasih sayang, puisi islami, puisi religi, puisi sahabat, puisi perpisahan, puisi patah hati, puisi pendidikan, puisi perjuangan, puisi ayah dan ibu, puisi motivasi dll. Setiap tanggal 22 desember, diperingati sebagai hari ibu 22 Desember 2020 Nanti Peringatan Hari Ibu Nasional Akan Berumur 92 menyangkut berbagai tema, mulai dari pemberontakan, kematian, individualisme, dan eksistensialisme, hingga tak jarang multi. Dimana, salah satu puisinya adalah “maju” yang akan kami sajikan. Selain chairil anwar, ada lagi penulis puisi ibu dari kalangan tokoh Kalian Sepakat Bahwa Puisi Ibu Adalah Puisi Terindah Yang Akan Anda Bacakan Ke Ibunda ibu diperingati dengan menyatakan rasa cinta terhadap kaum ibu. Ayah merupakan pria hebat yang menjadi panutan, karena sikapnya yang tegas, hangat, pekerja keras dan penuh kasih sayang. Chairil anwar adalah salah satu penyair tersohor yang ada di Puisi Tentang Ayah Yang Sudah Meninggal Bisa Menjadi Salah Satu Momen Mengenang Kembali Sosoknya Yang Penuh menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga. Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi. Beliau adalah penyair yang lahir di medan, sumatera utara pada tanggal 26 juli 1922 dan meninggal di jakarta, pada tanggal 28 april Ibu Nasional Diperingati Setiap 22 Desember ibu penuh rasa syukur dan kagum. Siapa yang gak kenal dengan seniman karya tulis chairil anwar banyak sekali puisi yang di hasilkan oleh coretan tangan dirinya adapun puisi ibu contohnya yang sangat popular sekali di daratan indonesia. Beliau lahir kota medan, 26 juli 1922 dan meninggal di usia yang masih sangat muda yakni 26 tahun ada tanggal 28 april 1949 di jakarta. - Hari Puisi Nasional diperingati setiap tanggal 28 April. Penentuan tanggal ini sangat erat kaitannya dengan kepergian Chairil Anwar, penyair terkemuka Indonesia. Chairil Anwar terkenal dengan gagasan puisinya yang mendobrak. Puisi “Aku", yang ditulis tahun 1943, dimuat di majalah Timur pada 1945, dianggap sebagai puisi yang besar pengaruhnya pada Angkatan 45. “Sebagai orang yang pertama-tama merintis jalan dan membentuk aliran baru dalam kesusastraan Indonesia, ia dapat dikatakan orang yang terbesar pengaruhnya dari Angkatan 45," tulis Artati Sudirdjo seperti dikutip Jassin dalam Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 1956. Sejarah Hari Puisi Nasional Puisi berjudul “Aku” merupakan karya penyair terkenal Chairil Anwar yang sangat menginspirasi. Chairil Anwar lahir pada 26 Juli 1922 dan wafat 28 April 1949. Bertepatan untuk mengenang kepergian penyair ini, Indonesia juga memperingati Hari Puisi Nasional pada 28 April. Chairil Anwar terkenal dengan gagasan puisinya yang mendobrak. Puisi “Aku", yang ditulis tahun 1943, dimuat di majalah Timur pada 1945, dianggap sebagai puisi yang besar pengaruhnya pada Angkatan 45. Puisi-puisi Chairil seperti para pejuang kemerdekaan di zamannya, juga banyak berisi perlawanan dan semangat merdeka. Dengan ditetapkannya Hari Puisi Nasional, maka masyarakat memiliki hari nasional sebagai sumber inspirasi untuk memajukan kebudayaan Indonesia. Profil Singkat Chairil Anwar Dijuluki "Si Binatang Jalang", Chairil lahir sebagai anak tunggal dari pasangan Toeloes dan Saleha. Sang ayah berasal dari Nagari Taeh, Kabupaten Limapuluh Kota, sedangkan ibunya berasal dari Kota Gadang. Dari pihak ibu, Chairil ada pertalian dengan Mohamad Rasad, ayah Sutan Sjahrir dan wartawan perempuan Rohana Koedoes. Beberapa sumber lain menyebut Chairil lahir di Medan, 26 Juli 1922. Chairil suka membaca buku sejak kecil. Saat ia masih duduk di HIS dan MULO sekolah yang setara SD dan SMP Chairil malah sudah melahap buku-buku untuk siswa HBS, tingkat SMA saat itu. Kecintaannya pada literasi membawanya bertemu teman-teman sastrawan lain macam Subagyo Sastrowardoyo, Jassin dan lainnya. Nama Chairil Anwar makin terkenal saat tulisannya dimuat pada Majalah Nisan di tahun 1942. Selain puisi perjuangan "Siap Sedia" yang kontroversial bagi penjajah Jepang, dia juga membuat puisi "Aku". Puisi tersebut diterbitkan di Majalah Timur pada tahun 1945. Puisi "Aku" dianggap sebagai pendobrak cara berpuisi bagi sebagian khalayak. Puisi yang sebenarnya sudah dibuat Chairil dua tahun sebelumnya itu membuatnya dijuluki "Binatang Jalang". Chairil pernah menikah dengan Hapsah Wiriaredja, meskipun hanya dua tahun, 6 Agustus 1946 hingga akhir tahun 1948 saja. Bersama Hapsah, Chairil mempunyai anak Evawani Alissa. Setelah bercerai, Chairil tak produktif berkarya lagi. Kesehatan Chairil pun memburuk. Ia bahkan harus dilarikan ke CBZ sekarang Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. Paru-paru Chairil terjangkiti Tuberculosis TBC, hingga akhirnya meninggal pada 28 April 1949 di umur yang belum genap 27 tahun. Puisi-Puisi Chairil Anwar HB Jassin menyebut setidaknya Chairil menghasilkan 94 tulisan pada periode 1942 hingga1949. Itu termasuk 70 sajak asli, 4 saduran, 10 sajak terjemahan, 6 prosa asli, serta 4 prosa terjemahan. Puisi-puisi Chairil seperti para pejuang kemerdekaan di zamannya, juga banyak berisi perlawanan dan semangat merdeka. Pada zaman pendudukan Jepang, Chairil menggambarkan siksaan Kenpeitai Polisi Rahasia Jepang dalam puisinya “Siap Sedia". “Kawan, kawan. Mari mengayun pedang ke dunia terang," tulis Chairil seperti dikutip HB Jassin dalam Kesusastraan Indonesia di Masa Jepang 1969. Dunia terang yang dimaksud oleh Chairil adalah Jepang. Karena puisi itu pula ia ditahan. Menurut Ray Rizal, dalam biografi Affandi Hari Sudah Tinggi, pelukis Affandi - sahabat yang tak pernah merasa paham dengan puisi Chairil - merasakan kehilangan yang mendalam. Setelah Chairil meninggal, Affandi berusaha merampungkan lukisannya untuk Chairil yang kemudian diberi judul “Chairil Anwar” 1949. Tak hanya Affandi, kawan-kawan lain pun merasa kehilangan. “Chairil Anwar tak mengenal konvensi, kurang ajar, tak tahu adat. Akan tetapi sesuatu yang mengherankan dari padanya ialah, bahwa ia senantiasa disayangi dan dicintai kawan-kawan yang mengenalnya,” kenang Bapak Film Usmar Ismail, seperti dikutip Rosihan Anwar dalam Sutan Sjahrir Negarawan Humanis, Demokrat Sejati yang Mendahului Jamannya 2011. Sjahrir, sang paman juga mengenang Chairil sebagai manusia yang keliarannya tak bisa diukur dengan ukuran-ukuran normatif masyarakat. “Sebenarnya, untuk Chairil ini harus dimintakan maaf atas segala perbuatannya. Akan tetapi, hal semacam ini tak dapat dilakukan karena ukuran kita yang biasa tak dapat digunakan untuk dia,” ungkapnya. Bagi generasi 2000-an dan setelahnya, dengan “Aku” lah Chairil dikenang AkuKalau sampai waktukuKu mau tak seorang kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlari hingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak peduliAku mau hidup seribu tahun lagiChairil Anwar Maret 1943Baca juga Mengenang Chairil Anwar di Hari Puisi Nasional 28 April 2020 Sejarah Hari Puisi Nasional 28 April untuk Peringati Chairil Anwar Biografi Singkat Chairil Anwar, Penyair Berjuluk Binatang Jalang - Sosial Budaya Penulis Maria UlfaEditor Yulaika Ramadhani

puisi chairil anwar tentang ayah